Aku bertanya kemana akan engkau pergi?
Aku tak sangka hingga detik ini engkau memutuskan untuk pergi
Tuk sebuah pertemuan yang penuh dengan cinta
Tuk sebuah pertemuan yang penuh dengan persahabatan
Mengalir bagaikan air, Turun dari mata air
Hingga ke muara akhirnya ke laut.
Kenangan demi kenangan telah terlukiskan di benak ku
Cobaan dan rintangan telah di lalui bersama
Detik ke jam, jam ke hari, hari menjadi waktu
Hari ini engkau berpisah, maski perpisahan lewat pesta sederhana
Aku tak sangup mengutarakan sepatah kata cinta
Aku tak sangup menyanyikan lagu « sayo nara »
Aku tak sangup mengucapakan terima kasih untuk perjalan kembali
Hanya aku mebacakan untaiyan puisi sederhanaku hari ini untuk, Kerry dan Katca
Goresan terakhir dari saya, berupa coretan perpisahan
« bukan kepergian yang kutangisi, namun coretan perpisahanlah yang ku sesali »
Dili, 4/4/07
Cristo
Nb: Puisi ini untuk kolega di Human Right Kerry dan Kathca.
Dadolin nebe sulin buka fatin naklekar, Dadolin naklekar tu ba mai, naklekar tuir nia klalaok sai dalas ba dalas, to butuk iha we fatin, haberan no halolos los nakleuk sira, to kore fukun sira nebe metin, liu husi dadolin no bua malus. Bua malus iha koba nodi look ba bainaka sira nune haliban mutuk iha dadolin nebe ami hakerek.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment