“Chega!”…“Chega!”…
“Chega!”…
Demikian suara merdu berkali kali disuarakan
Merduanya kata chega bukan karena sedekah
Merdunya kata chega bukan karena lagi-lagi
Merdunya kata chega bukan karena mengaduh
Merdunya katak chega bukan karena arimata
Bukan...
Bukan.....bukan karena itu
Bukan karena chega
Demikian si ibu tua, kulit berbalut tulang
Napas terseok-seok karena dia harus berbating tulan
Melewati sel sempit berbesi jeruji
Tak tahu malam, tak tahu siang
Siang dan malam baginya sama
Saat itu aku harus berteriak
Berteriak…berteriak aaaaaaaaaaaaaaaaaaaachh
Karena tak sanggup aku menatapinya
Ahhh si bangkai tua yang kebetulan satu cel berdampingan
Meratap di depan pintu cel, tertuju matanya pada ku
Demikan dia berkata “Chega!”...”Chega!”...”Chega!”
Saat aku harus betanya pada ibu tua itu
Apa itu chega? Di menoleh dan berkata
Berhenti teriakinya nak....anda lah harapan rakyatmu
Hingga hari ini, ku tak jumpa lagi
Jika kutemui nenek itu
Kan kutanyai padanya “Chega” yang dimaksudkan apa?
Dili Maret 07
Crist
Kejadian di SGI Kolmera Dili, Nop 1991
NB: Bagi pribadiku, Hinga hari ini pun belum ada jawaban pasti untuk ku, walaupun Kata ini diambil dari judul laporan sebuah NGO yang mengungkapkan pelanggaran Ham yang terjadi di Timor Leste. Apakah dengan berkata Chega semua akan berhenti dengan sendirinya tampa melalui Justice?
Dadolin nebe sulin buka fatin naklekar, Dadolin naklekar tu ba mai, naklekar tuir nia klalaok sai dalas ba dalas, to butuk iha we fatin, haberan no halolos los nakleuk sira, to kore fukun sira nebe metin, liu husi dadolin no bua malus. Bua malus iha koba nodi look ba bainaka sira nune haliban mutuk iha dadolin nebe ami hakerek.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment